Review 3 Jurnal Kajian Seni Dan Rupa

Nama : Zahra Muyasyarah
NPM : 202046500325
Kelas : R4E

JURNAL PERTAMA

Judul: Pemaknaan Simbol Reog Ponorogo Dalam Tradisi Jawa: Sebuah Kajian Kritis (2020) oleh Dhika Yuan Yurisma dan Muhammad Bahruddin. 

Objek : Simbol pada Reog Ponorogo

Pendekatan: Kualitatif

Analisis: Jurnal ini memberikan informasi tentang makna simbol-simbol yang terdapat pada atribut Reog Ponorogo. Seperti Topeng Kelana Sewandana yang berwarna merah, menggambarkan keberanian, kebijaksanaan, dan kewibawaan. Karakter ini juga menggambarkan tokoh penyelamat atau pahlawan. Selain itu ada atribut dari Reog Ponorogo yang berupa cambuk yang bernama Cambuk Samandiman. Cmabuk ini memiliki hiasan yang menyerupai bulatan-bulatan kecil yang memiliki warna warna kuning dan merah yang terbuat dari beberapa helai benang wol yang dijadikan satu. Hiasan tersebut berjumlah tujuh buah. Angka tujuh dimaknai sebagai indera manusia yang senantiasa dijaga sehingga mendapatkan sebuah berkah dari Sang Kuasa. Artinya, seorang pemimpin harus memiliki sebuah “pegangan” atau senjata pamungkas.

Teori: Semiotika

Kesimpulan: Penelitian ini memberikan makna dalam simbol Reog sekaligus melihat perkembangan seni tradisional Jawa. Simbol-simbol dalam Reog Ponorogo memiliki makna terkait dengan nafsu yang ada dalam diri manusia. Simbolisai dalam kesenian Reog membentuk makna-makna dan nilai-nilai adiluhung di masyarakat.


JURNAL KEDUA

Judul : Karya Mural Sebagai Medium Mengkritisi Perkembangan Jaman (Studi Kasus Seni Mural Karya Young Surakarta)

Karya : Ryan Sheehan Nababan Desain Komunikasi Visual Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Indonesia

Objek : Karya Seni Mural Young Surakarta

Pendekatan : Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif Kualitatif, yaitu mendeskripsikan dengan rinci dan mendalam mengenai gambaran kondisi yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan.

Teori : Teori yang digunakan dalam jurnal ini adalah Teori Fungsionalisme
Menurut Lorimer et al, teori fungsionlisme adalah salh satu teori yang dipergunakan pada ilmu sosial yang menekankan kebiasaan pada masyrakat tertentu.

Metode dan Analisis : Metode yang dipakai adalah Purposive Sampling karena mampu menangkap kelengkapan, kebenaran, dan kedalaman data. Data yang diperoleh melalui wawancara mendalam. Kemudian menggunakan Observasi, yaitu mengamati dan mencatat secara sistematis terhadap fenomena yang muncul selama proses kerja kreatif Young Surakarta. Lalu menggunakan Content analysis, yaitu mencatat isi penting (baik tersurat maupun tersurat) pada dokumen atau arsip berupa foto, gambar, video, catatan penting, dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan Young Surakarta beserta karya seni muralnya.


JURNAL KETIGA

Judul: Kajian Semiotik Lukisan Kawan-Kawan Revolusi Karya S. Sudjojono

Objek Kajian Seni Rupa dan Desain: Objek pada lukisan tersebut yang menggambarkan tokoh-tokoh yang ada pada saat perjuangan bangsa Indonesia.

Pendekatan: Penelitian ini dilakukan pada pendekatan Semiotik dari Ferdinand De Saussure, pada pendekatan ini dimana yang menggambarkan objeknya tokoh-tokoh pahlawan yang berjuang pada saat perjuangan Indonesia. yang dimana mengartikan Realitas bukanlah kebenaran mutlak, keberadaan kebenaran mesti disangsikan, diragukan, dipertanyakan, sejauh mana kebenaran dapat disebut benar dan terutama dapat diterima oleh akal sehat.

Analisis: Analisis yang digunakan pada lukisan S. Sudjojono digambarkan seperti Dalam berkomunikasi, seseorang menggunakan tanda untuk mengirim makna tentang objek dan orang lain akan menginterpretasikan tanda tersebut. Objek bagi Saussure disebut “referent”. Hampir serupa dengan Peirce yang mengistilahkan interpretant untuk signified dan object untuk signifier, bedanya Saussure memaknai “objek” sebagai referent dan menyebutkannya sebagai unsur tambahan dalam proses penandaan. Contoh: ketika orang menyebut kata “anjing” (signifier) dengan nada mengumpat maka hal tersebut merupakan tanda kesialan (signified).

Begitulah, menurut Saussure, “Signifier dan signified merupakan kesatuan, tak dapat dipisahkan, seperti dua sisi dari sehelai kertas.” (Sobur, 2004). Menurut Saussure, tanda mempunyai dua entitas, yaitu signifier (signifiant/ wahana tanda/ penanda/ yang mengutarakan/ simbol) dan signified (signifie/ makna/ petanda/ yang diutarakan/ thought of reference). Tanda menurut Saussure adalah kombinasi dari sebuah konsep dan sebuah sound-image yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara signifier dan signified adalah arbitrary (mana suka). Tidak ada hubungan logis yang pasti diantara keduanya, yang mana membuat teks atau tanda menjadi menarik dan juga problematik pada saat yang bersamaan (Berger, 2010).

Teori: Semiotik

Kesimpulan: Dalam karyanya yang bertema ‘Kawan-kawan Revolusi’ jelas sekali terdapat kritikan, kecaman, kekecewaan mendalam dari S. Sudjojono tersendiri atas segala keganjilan hal-hal yang terjadi pada hidup. 

Makna yang terlahir pada kanvas secara spontan yang tiada hentinya. Serta bayangan kehidupan-kehidupan yang datang pada masalalu maupun masa yang akan datang. Lahir dan besar di tengah-tengah masyarakat yang setiap waktu selalu merasa cemas; seperti apa hidup yang mesti dijalani esok hari, pertanyaan-pertanyaan itu kian muncul. 

Sehingga membuat Sudjojono sangat peka dalam pelukisan-pelukisan apa-apa yang tersirat dalam realitas, sehingga hasil dari setiap goresan pada kanvas dapat pula menjadi saksi kejamnya peradaban antar manusia di tanah bangsa (Indonesia) ini. Inilah fokus utama kenapa ‘Kawankawan Revolusi’ hadir. Jiwa nasionalis yang begitu tinggi pun tergambar dalam ‘Kawan-kawan Revolusi’.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Iklan Tokopedia Bersama Blackpink Menurut Teori Semiotika

Semiotika Berdasarkan Kehidupan Sehari-hari

Menganalisis Film "Imperfect" Berdasarkan Teori Semiotika